SISTEM MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATAN
MUTU GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
(MAN) I SUNGAI PENUH
SKRIPSI
OLEH
S I S W A N T O
NIM. 03.0987.07
MAHASISWA PROGRAM
STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KERINCI
1433 H/2012 M
SISTEM MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATAN
MUTU GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
(MAN) I SUNGAI PENUH
SKRIPSI
Diajukan
untuk Melengkapi Salah-Satu Syarat
Guna
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam
(S.PdI)
OLEH
S I S W A N T O
NIM. 03.0987.07
MAHASISWA PROGRAM
STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KERINCI
1433 H/2012 M
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
PERSEMBAHAN:
Ku persembahkan
Buat Ayahanda Nasrul dan
Ibunda Anita yang tercinta
Semoga kesabaran dan
segala pengorbanannya selama ini
Membawa berkat
terhadap karya ini di kemudian hari,
Adikku Syafrial dan
Siska Susanti semoga kesabaran
dan segala
pengorbanannya membawa berkat terhadap karya ini
Guru-guruku yang
berjasa tanpa asa
dan sahaba-sahabat
yang telah memberi warna dalam hidupku,
demi harapku menjaga
amanah almamaterku
Dengan hati yang tulus
ikhlas, ku panjatkan kehadirat Allah SWT,
Semoga jerih payah
mereka di balas dengan imbalan pahala berlipat ganda
Ku ucapkan terima
kasih yang tak terhingga,
Amin ya rabbal
‘alamin…
MOTTO
cÎ) ©!$# w
çÉitóã
$tB
BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã
$tB
öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/
#[äþqß xsù ¨ttB
¼çms9 4 $tBur
Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß
`ÏB
@A#ur ÇÊÊÈ
Artinya : Sesungguhnya
Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.[**] (Q.S. Ar.Ra’d: 11)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang
sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia guna
membentuk dan mempersiapkan pribadinya agar hidup dengan disiplin.[1]
Pada era sekarang ini, pendidikan yang bermutu adalah
dambaan setiap komponen masyarakat, baik komponen masyarakat dalam arti luas maupun masyarakat madrasah,
yang terdiri dari kepala madrasah, pendidik, tata usaha dan peserta didik.
Peningkatan mutu madrasah merupakan suatu proses terintegrasi dengan proses
peningkatan mutu sumber daya manusia itu sendiri.
Peningkatan mutu pendidikan madrasah sangat ditentukan
oleh kemampuan kepala madrasah dalam memberdayakan staf pengajar dan anggota
komunitasnya secara keseluruhan. Peran utama kepala madrasah antara lain adalah
mengembangkan agar madrasah menjadi lembaga pendidikan yang baik dan mampu
mencapai tujuan pendidikan.[2]
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 yang
berbunyi sebagai berikut :
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan manjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung
jawab.[3]
Rumusan tujuan tersebut di atas merupakan rumusan umum
dari cita-cita pendidikan nasional yang harus dicapai oleh semua jenjang dan
jenis pendidikan baik negeri maupun swasta. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut di setiap jenjang dan jenis pendidikan perlu diusahakan strategi
kepala madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, terutama di madrasah
maka kepala madrasah bertanggung jawab
akan manajemen madrasahnya, yang mana kepala madrasah harus mampu
menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga mampu mambawa
organisasi-organisasi madrasah untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efesien.
Selain itu kepala madrasah juga harus mampu dalam
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan memotivasi guru, peserta didik dan
staf adminitrasi madrasah agar mau dan mampu melaksanakan ketentuan dan
peraturan yang berlaku di madrasah. Sehingga tujuan pendidikan dapat terarah
dan teraplikasi melalui pengembangan visi dan misi madrasah yang jelas. banyak madrasah
yang memiliki pendidik yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai,
tetapi mutu pendidikannya tidak sesuai dangan apa yang diharapkan. Oleh sebab
itu, pihak madrasah dalam hal ini kepala madrasah di tuntut peran aktifnya
dalam menunjang kelancaran pencapaian tujuan pendidikan, melalui strategi dan
upaya kinerja kepala madrasah.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
manejer, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
segala sumber daya madrasah untuk mencapai tujuan pendidikan, salah satunya
dalam hal peningkatan mutu prestasi guru. Melalui pengembangan yang dilakukan
kepala madrasah terhadap guru dan personal madrasah di harapkan tercipta
hubungan kerja sama yang professional. Sehingga dapat mewujudkan situasi yang kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya suasana penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian peserta didik
yang dibina akan merasakan makna pendidikan yang di selenggarakan tersebut.
Dalam al-Qur’an sebagai salah satu sumber pokok ilmu
pengetahuan juga memberikan dasar-dasar kerja sama antara sesama manusia supaya
mencapai tujuan yang baik, seperti :
wur….. öNä3¨ZtBÌøgs ãb$t«oYx© BQöqs% br& öNà2r|¹ Ç`tã ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tptø:$# br& (#rßtG÷ès? ¢ (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$# (الما ئد ة : 2)
Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.[4](QS.
Al-Maidah :2 )
Di samping itu kepala madrasah perlu melakukan
berbagai upaya peningkatan secara bertahap dan berkesinambungan dalam rangka
optimalisasi pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini usaha kepala madrasah
yang dapat dilaksanakan diantaranya adalah usaha peningkatan pelaksanaan
kurikulum di madrasah. Usaha peningkatan kemampuan pendukung pembelajaran
maupun pendidikannya, usaha peningkatan kegiatan pendukung penyelengaraan
pendidikan di madrasah serta usaha peningkatan mutu pendidikan di madrasah.
Namun, secara teknis di lapangan hal-hal itulah yang perlu disiasati oleh
kepala madrasah. Sehingga penyelenggaraan pendidikan di madrasah yang
dipimpinnya berjalan dengan baik dan lancar. Apa dan bagaimana peningkatan
strategi kepala madrasah itulah yang perlu di kupas dan ditelaah lagi agar
mekanisme kepala madrasah menjadi lebih bermanfaat bagi madrasah dan
mengahasilkan kualitas peserta
didik.
Menurut penulis, madrasah harus sebagai suatu proses
pelayanan jasa yang menempatkan peserta didik sebagai konsumen. Sebagai suatu
usaha, pelayanan jasa, maka kepuasan konsumen merupakan suatu ukuran
keberhasilan peningkatan mutu. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu harus
selalu menjadi kepuasaan peserta didik. Karena peserta didik merupakan sasaran
utama madrasah dengan kata lain, upaya peningkatan mutu madrasah bermula dan
berakhir pada diri peserta didik. Ini berarti bahwa tanggung jawab kepala madrasah
untuk meningkatkan mutu madrasah harus memprogramkan keberhasilan peserta didik sebagai program
utama.
Dalam mengusahakan keberhasilan peserta didik di madrasah
diperlukan pengorganisasian madrasah dengan baik. Organisasi madrasah ini
sangat penting artinya dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai madrasah
Dalam kaitan ini Allah SWT., berfirman
¨bÎ) ©!$# =Ïtä úïÏ%©!$# cqè=ÏG»s)ã Îû ¾Ï&Î#Î6y $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x. Ö`»u÷Yç/ ÒÉqß¹ö¨B ÇÍÈ
Artinya
: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[5] (Q.S
As-Shaaf : 4)
Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) I Sungai Penuh adalah salah satu madrasah yang berada di
Kota Sungai Penuh, di Desa Koto Lolo Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh
bersebelahan dengan Madrasah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci.
Berdasarkan observasi awal penulis di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) I Sungai Penuh adalah salah satu madarasah favorit di Kota Sungai Penuh.
Keberadaannya dari tahun ke tahun telah mengalami peningkatan, namun bagaimana
mereka meningkatkan mutu prestasi guru mereka. Karena kita tahu bahwa bahwa peningkatan
mutu prestasi guru adalah suatu hal pokok dan penting dalam meningkatkan mutu
madrasah.
Berangkat dari fenomena di atas penulis merasa
tergugah untuk mengangkat dan menuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul: ”Sistem
Manajemen Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Guru di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh”
B.
Batasan dan Masalah
1.
Batasan Masalah
Guna memperoleh rung lingkup penelitian yang lebih
jelas, maka permasalahan penelitian ini dibatasi hanya pada manajemen kepala madrasah dalam mingkatan
mutu guru yang efektif di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh.
Pengaruh faktor lainnya bukan diabaikan, tetapi
mempertimbangkan fenomena awal yang ditemukan dan kemampuan penelitian yang
belum memungkinkan untuk meneliti semua variabel.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok
masalah dalam penelitian ini adalah:
a.
Bagaimana sistem manajemen kepala madrasah dalam meningkatan mutu guru di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh?
b.
Bagaimana strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu guru di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh?
c.
Bagaiman korelasi peningkatan mutu guru dengan prestasi
siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh?
C.
Tujuan Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan akan
tercapainya tujuan sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui manajemen peningkatan mutu guru di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh.
b.
Untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan mutu guru
di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh..
c.
Untuk mengetahui korelasi peningkatan mutu guru dengan
prestasi siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh
D.
Kegunaan Penelitian
Apabila tujuan tersebut di atas telah terpenuhi dengan
baik, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
a.
Sebagai usaha untuk memperdalam wawasan penulis tentang
manajemen pendidikan
b.
Sebagai usaha untuk memahami manajemen pendidikan di madrasah
c.
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
perkualiahan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)) pada
jurusan Tarbiyah Prodi Kependidikan Islam Konsentrasi Manajemen Pendidikan
Islam Madrasah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci.
d.
Sebagai tambahan literatur atau referensi di
perpustakaan, khususnya literatur tentang disiplin ilmu kependidikan Islam yang
diharapkan akan berguna dalam mempelajari dan memperdalam khasanah ilmu
pendidikan
E.
Kerangka Pikir
1.
Manajemen Pendidikan
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan
profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulieck karena manajemen sebagai
sutau bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kita oleh Follet karena
manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan dalam tugas.Di pandang sebagai profesi karena manajemen di landasi
oleh kahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
professional dituntut oleh suatu kode etik.[6]
Sedangkan dalam kaitannya dengan manajemen Islam
menurut Mujamil Qomar mendefinisikan istilah manajemen Islam sebagai berikut:
Menejemen pendidikan Islam adalah suatu proses
pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara mensiasati
sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Makna definitive ini selanjutnya
memiliki implikasi-implikasi yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan
system dalam menajemen pendidikan Islam.[7]
2.
Manajemen Mutu
Dalam Kamus Pelajar Bahasa Indonesia dijelaskan
pengertian mutu adalah nilai, keadaan, ukuran keaslian.[8]
Dalama kaitannya dengan pendidikan mutu berarti nilai dari pendidikan.
Untuk terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal
dengan perlu adanya paradigma baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi,
akuntabilitas, akreditas dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan
pada akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu.[9]
3.
Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa “guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.”[10]
F.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
1.
Pendekatan
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh. Adapun
jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengenai sistem manajemen
peningkatan mutu guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh.
Dengan batasan wilayah tersebut maka penelitian ini
tidak akan membuat suatu kesimpulan (generalisasi) melainkan hanya
memaparkan masalah (deskripsi) berdasarkan lokasi penelitian.
2.
Informan Penelitian
Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta
informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai
dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian.
Adapun yang menjadi informan adalah kepala madrasah
yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan madrasah.
Wakil kepala madrasah yang bertugas sebagai pembantu kepala madrasah.
3.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder
1.
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber primer yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut.[11]
Data primer yang diukumpulkan berupa informasi mengenai data yang berkenaan
dengan pelaksanaan manajemen di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh.
2.
Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui
pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa
penelaahannya terhadap dokumen pribadi, resmi, kelembagaan, referensi atau
peraturan yang memiliki relevansinya dengan fokus penellitian.[12]
Data sekunder ialah data yang di peroleh dari dokumen yang berkaitan dengan
permasalahan pada penelitian ini, sebagai pelengkap atau pendukung dari data
primer seperti :
1)
Sejarah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh
2)
Keadaan guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai
Penuh
3)
Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh
4)
Struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1
Sungai Penuh
b.
Sumber Data
a.
Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh
b.
Wakil Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai
Penuh
c.
Guru Kelas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh
d.
Guru bidang studi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai
Penuh
e.
Data dokumentasi
4.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil
data-data yang ada dalam bentuk :
a.
Pengamatan (observasi) yaitu cara pengumpulan data
berdasarkan pengamatan langsung tanpa melalui alat-alat.[13]
Metode ini penulis gunakan untuk mengamati secara langsung objek-objek yang
akan diteliti, seperti keg iatan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungai Penuh
b.
Wawancara, dilakukan kepada sejumlah responden yang
jumlahnya relatif terbatas dan memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan
kontak langsung secara berulang-ulang sesuai dengan keperluan.[14]
c.
Dokumentasi, penulis mengambil bahan yang ada di
lapangan seperti data madrasah, kepala madrasah dan guru.
d.
Telaah pustaka, kegiatan inti terutama di lakukan untuk
menyusun kerangka fikir serta untuk mencari konsep-konsep teori yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
5.
Analis Data
Untuk mempermudah dalam penganalisaan data, data yang
sifatnya keterangan-keterangan, penulis analisa dengan menggunakan metode
kualitatif atau data yang sifatnya non statistik, dengan berdasarkan pola pikir
deduksi, induksi dan komperatif.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan penulis uraikan
dari masing-masing tersebut diatas sebagai berikut :
a)
INDUKTIF yaitu : suatu pola pikir dimana penulis mulai
dari kaedah-kaedah yang bersifat khusus, kemudian mengambil kesimpulan dari
kaedah-kaedah yang bersifat khusus itu menuju kesimpulan yang bersifat umum.
b)
DEDUKTIF yaitu : suatu pola pikir dimana penulis mulai
dari kaedah-kaedah yang dianggap berlaku umum kemudian penulis mengambil
kesimpulan yang bersifat khusus.
c)
KOMPERATIF yaitu : suatu pola pikir perbandingan dimana
penulis mengambil perbandingan antara satu pendapat yang lain untuk mengetahui
persamaan dan perbedaan kemudian diambil kesimpulan yang dianggap benar.
Analisa data tersebut di atas sengaja penulis gunakan,
karena data yang penulis analisa adalah yang bersifat kualitatif (non
statistik). Oleh karena itu data tersebut penulis sajikan dalam bentuk wujud
kata serta diklasifikasikan menurut jenis dan bentuknya.
[1] A.
Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang
Press, 2008), h. 15
[2]
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional ke
Kepala Madrasah (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), h. 13
[3]
Anonim, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Sinar
Grafika, 2003), h. 5-6
[4]
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2007), h. 106.
[5] Departemen
Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro), h. 551
[6]
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2009), h.1
[7] Mujamil
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 10
[8]
Rizky Maulana dan Putri Amelia, Kamus Pelajar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Lima Bintang, tt), h. 283
[9]
Tim Pengembang Penjaminan Mutu Madrasah, Konsep Dasar Program Penjaminan
Mutu Madrasah, (Lembaga Penelitian: Universitas Pendidikan Indonesia,
2003), h. 6
[10]
Anonim (2006) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang
Guru dan Dosen, (Bandung: Penerbit Citra Unbara. 2006). h. 2.
[11]
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009) h. 252
[12] Ibid,
h. 253-254
[13] Nana,
Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), h. 143
[14]
Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung, Pustaka Setia,
2002), h. 138
mohgon ijin dowload pak bro
BalasHapus